Minggu, 30 November 2014

Gejala Hypotermia



Gejala hypothermia dilihat dari suhu tubuh penderita.
1.      37˚ C                                            
Suhu tubuh normal
2.      36˚ C - 35˚ C                                
Penderita mulai mengggigil kedinginan ditandai dengan bulu roma yang berdiri, selain itu gerak langkah akan menjadi lamban dan koordinasi bagian bagian tubuh mulai terganggu.
3.      35˚ C                                            
Penderita mulai merasakan sangat kedinginan dan menggigil tak terkendali
4.      35˚ C – 33˚ C                               
Dalam pengambilan keputusan dan koordinasi tubuh penderita akan kabur/tidak jelas, jika berjalan langkah penderita akan sering tersandung, nada bicara akan keras dan sikap bicara akan kasar
5.      33˚ C                                            
Tubuh penderita akan semakin menggigi dengan denyut nadi dan tekanan darah akan menurun.
6.      33˚ C – 29˚ C                               
Penderita akan berhenti menggigil namun akan terlihat sangat kebingungan, meracau bahkan hilang ingatan dengan sikap gerakan yang tersentak-sentak dan biji mata yang terlihat membesar
7.      29˚ C – 28˚ C                               
Otot-otot penderita akan terasa kaku, terlihat biji mata membesar, denyut nadi akan semakin melemah dengan tempo yang tidak teratur, pernafasan yang lemah dan kulit penderita terlihat kebiruan. Kondisi ini dirasakan penderita sangat kacau dan penderita akan tidak sadarkan diri
8.      27˚ C                                            
Penderita akan pinsan dan biji mata tidak akan merespon adanya cahaya, selain itu penderita akan kehilangan gerakan spontan dan cenderung akan terlihat seperti sudah meninggal
9.      26˚ C                                            
Penderita akan mengalami koma yang sangat darurat dan suhu tubuh penderita akan turun secara dratis/cepat sekali
10.  20˚ C                                            
Denyut jantung penderita sudah tidak berdenyut lagi

Hypotermia dapat dicegah dengan membawa perlengkapan/peralatan yang standar dan kesadaran kita untuk mempelajari berbagai penyakit gunung. Hypotermia tidak akan berakibat fatal jika segera mendapat penanganan yang tepat.

Semoga bermanfaat bagi kita semua, mountaineers….

Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Selo



Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe strato yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali lereng sebelah timur dan selatan, Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah

Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda.

Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut. Gunung Merbabu mempunyai kawasan Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung. Gunung Merbabu terkenal mempunyai banyak puncak yakni sebanyak 7 buah puncak dan puncak tertinggi adalah puncak kentheng songo (3.145 mdpl)

Untuk melakukan pendakian Gunung Merbabu via selo kita harus menuju basecamp pendakian yang berada di dusun Tarubatang, desa Genting, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
-          Dari arah timur
1.      Jawa timur dan sekitarnya kita bisa langsung menuju Terminal Tirtonadi Solo
2.      Kemudian naik bus jurusan Semarang dan turun di Perempatan/lampumerah Surowedanan
3.      Di Perempatan Surowedanan ini kemudian kita naik bus Jurusan Cepogo/Selo dan turun di Polsek Selo namun biasanya kernek bis sudah tahu basecamp Merbabu turun dimana, bus terakhir biasanya sampai maghrib.
-          Dari Semarang/Ungaran
1.      Bisa langsung menuju Terminal Boyolali
2.      Selanjutnya naik bus kecil menuju pasar  Cepogo
3.      Sampai di Cepogo naik bus menuju Pasar Selo

Sebelum melakukan pendakian kita harus melakukan registrasi atau pendaftaran di basecamp yang berupa rumah warga yang dijadikan sebagai basecamp pendakian. Ada beberapa rumah pendakian yang dijadikan basecamp karena gunung Merbabu menjadi salah satu gunung favorit para pendaki sehingga pada hari tertentu pendakian ke gunung ini sangat ramai dan untuk menampung para pendaki dan penitipan kendaran para pendaki

Gapura Pendakian Gunung Merbabu  via Selo

Untuk memulai pendakian kita harus berjalan melewati jalan aspal menuju gapura pendakian yang tidak jauh dari basecamp pendakian. Secara umum jalur pendakian ini akan melewati 5 pos pendakian (Pos 1, Pos 2, Pos 3, Sabana 1, Sabana 2) dan jalur ini terkenal dengan rutenya yang melewati beberapa bukit untuk mencapai puncaknya.

Awal pendakian dari gapura pendakian menuju pos 1 dapat ditempuh +/- 1 jam. Perjalanan menuju pos 1 akan melewati hutan dengan pepohonan yang cukup lebat. Medan berupa jalan setapak dari tanah. Medan awal untuk menuju pos 1 cukup dengan jalan yang landai menyusuri pinggiran punggungan gunung yang sebelahnya jurang namun sesekali terdapat tanjakan yang cukup untuk menguras stamina. Jika musim hujan jalan akan cukup licin dan tetap waspada agar tidak terpesorok turun kebawah jurang. Sampai dipos 1 berupa sebidang tanah yang dapat digunakan untuk mendirikan sekitar 6 tenda.

Pos 1

Selanjutnya untuk menuju pos 2 dari pos 1 dapat ditempuh +/- 1 jam dengan vegetasi yang sama seperti menuju pos 1 dan jalan yang sesekali akan menemui tanjakan yang cukup terjal dimana jika hujan akan sangat licin. Sebelum sampai di pos 2 kita akan melewati pos bayangan yang berupa sebidang tanah, selanjutnya menuju pos 2 jalan akan semakin menanjak dan sebelum pos 2 akan melewati areal terbuka dan disini akan terdapat banyak percabangan jalur. Pos 2 berupa sebidang tanah yang tertutupi oleh semak dan pepohonan yang cukup untuk mendirikan 3 buah tenda.

Kemudian lanjut dari pos 2 menuju pos 3 dapat ditempuh sekitar 40 menit. Jalan berupa tanah dengan jalan yang terus menanjak dan vegetasi terbuka dan angin bertiup cukup kencang, jika hujan jalan ini akan dipenuhi air yang mengalir dan terdapat banyak kubangan air selain itu jika panas jalan akan sangat berdebu. Pos 3 berupa tanah yang seluas lapangan sepak bola dan dapat menampung puluhan tenda. Pos ini berada di areal terbuka dan dibawah bukit sehingga terpaan angin sangat kencang dan jika siang akan terasa oleh terik sinar matahari.

Pos 3

Perjalanan selanjutnya menuju sabana 1, dari pos 3 menuju sabana 1 membutuhkan waktu sekitar  1 jam. Sabana berada atas bukit yang berada tepat diatas pos 3, medan untuk menuju sabana 1 berupa tanjakan yang sangat terjal berupa tanah. Terkadang kita harus pegangan ke pohon atau merangkak agar kita tidak terperosok kebawah. Awal perjalanan kita akan melewati watu tulis, sebuah batu yang berada di jalur perjalanan dan jika kita cermat ditengah perjalanan kita akan menemukan nisan memoriam pendaki yang tewas digunung tersebut. Sabana 1 berupa padang rumput yang sangat luas dan dapat untuk mendirikan puluhan tenda, disini areal sangat terbuka sehingga terpaan angina sangat kencang.

Sabana 1

Selanjutnya dari sabana 1 menuju sabana 2 membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Medan awal yang dilalui berupa jalan setapak yang cukup landai dengan vegetasi sangat terbuka. Perjalanan dilanjutkan dengan menaiki bukit karena sabana 2 berada diatas bukit dari sabana 1, medan jalanan dari tanah yang terjal namun tidak seterjal menuju sabana 1. Sabana 2 berupa padang rumput yang cukup luas dengan vegetasi terbuka dan cukup untuk mendirikan puluhan tenda. Letak sabana 2 yang berada ditengah 2 bukit kecil sehingga untuk terpaan angin tidak sekencang ketika berada di sabana 1. Disinilah yang biasa digunakan para pendaki untuk mendirikan camp terakhir sebelum melakukan summit attack.



Gunung Merapi terlihat dari Sabana 2



Jalur menuju puncak

Untuk menuju puncak yang sudah terlihat dari sabana 2 akan membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Medan berupa tanah yang akan semakin menanjak dan sangat panjang, biasanya jalur ini disebut geger sapi/punggung sapi. Ditengah perjalanan disebelah kanan kita akan menemukan 2 buah buah batu yang berlubang yang berbentuk seperti tempat untuk menumbuk padi. Vegetasi menuju puncak sangat terbuka sehingga angin bertiup kencang namun jika kita melihat kebelakang akan terlihat jelas gagahnya gunung merapi yang menjulang tinggi. Setelah itu kita akan sampai dipuncak triangulasi, ini bukan puncak utama karena puncak utamanya adalah puncak kentheng songo dimana kita harus berjalanan kekanan dengan medan yang cukup landai sehingga kita akan sampai di puncak kentheng songo. Dari puncak kentheng songo ini kita akan dapat melihat 6 puncak merbabu yang lainnya.

Ketika di Puncak Triangulasi


Alokasi Waktu
-          - Gapura pendakian pos 1 = 1 jam
-          - Pos 1 menuju pos 2        = 1 jam
-           -  Pos 2 menuju pos 3        = 40 menit
-          - Pos 3 menuju sabana 1   = 1 jam
-           -  Sabana 1 – sabana 2       = 1 jam
-           -   Sabana 2 – puncak         = 1,5 jam

NB : waktu perjalanan tergantung kondisi fisik individu dan team, dijalur selo tidak ada mata air sama sekali sehingga diharapkan untuk bekal air diperhitungkan secara matang

Jumat, 28 November 2014

Jalur Pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu





Gunung Lawu (3.265 mdpl) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur yakni Karanganyar, Wonogiri (Jawa Tengah), Magetan, Ngawi (Jawa Timur) dengan koordinat 7°37′37″LS 111°11′39″BT. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Gunung ini bertipe stratovolcano dan memiliki catatan meletus terakhir 28 November 1885. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous. Gunung Lawu adalah sumber inspirasi dari nama kereta api Argo Lawu, kereta api eksekutif yang melayani Solo Balapan-Gambir.
Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah (3.265 mdpl). Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.

Untuk melakukan pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu kita harus menuju basecamp cemoro sewu.
-          Dari Malang
1. Dari Malang bisa naik kereta atau bus langsung ke Madiun.
2. Dari Madiun cari bus jurusan magetan dan turun terminal magetan
3. Di terminal magetan cari colt L300 an yang akan mengantarkan ke basecamp cemoro sewu dengan harga yang bisa nego, Colt terakhir sekitar jam 16.00 WIB
-          Dari Solo
1. Dari Terminal Solo cari bus jurusan Tawangmangu dan turunn terminal Tawangmangu

2. Di terminal Tawangmangu cari colt L300 an yang akan mengantarkan ke basecamp cemoro sewu dengan harga yang bisa nego, Colt terakhir sekitar jam 17.00 WIB

Sebelum memulai pendakian kita harus melakukan registrasi diloket pendaftaran yang berada di gerbang pendakian cemoro sewu dengan tarif 10.000/orang sekali masuk. Basecamp cemoro sewu berada diketinggian +/- 1.600 mdpl dengan koordinat 07° 39′ 52″ LS dan 111° 11′ 29″ BT. Secara keseluruhan pendakian Gunung Lawu via cemoro sewu akan melewati 5 pos pendakian dengan medan jalan setapak yang berupa batu yang disusun.

Dari gerbang pendakian cemoro sewu menuju pos 1 dapat ditempuh kurang lebih 1 jam. Medan berupa jalan setapak yang berupa batu dengan lebar 1,5 meter. Perjalanan akan melewati hutan pinus yang cukup rindang dan terdapat beberapa spot nyaman untuk melakukan camping. Setelah beberapa menit kita akan disuguhkan beberapa tanjakan yang cukup terjal sebagai pemanasan awal. Selanjutnya kita akan melewati tempat terbuka yang menyerupai padang savana yang terdapat kebun bunga yang dikelola oleh warga dan setelah itu akan sampai di Pos 1 yang berupa bangunan beratap dan didepan samping pos 1 ada warung yang menjajakan makanan dan minuman. Pos 1 berada di ketingggian +/- 2.203 mdpl dengan koordinat 07° 39′ 03″ LS dan 111° 11′ 41″ BT.

Selanjutnya untuk menuju pos 2 dari pos 1 dapat ditempuh dengan waktu +/- 2 jam. Jalur dari pos 1 menuju pos 2 merupakan jalur terpanjang dalam rute ini. selepas pos 1 kita akan melewati bukit dengan medan berupa batu yang dibeberapa tempat dibuat berundak (seperti anak tangga). Dalam menuju pos 2 kebanyakan akan melewati banyak temat yang berupa bebatuan. Vegetasi pepohonan cukup renggang dan bila cermat kita akan menemukan buah arbei yang ada di gunung lawu (buah berwarna merah yang menyerupai buah strawberry). Memakan buah ini cukup untuk menambah energi saat pendakian. Setelah +/- 1 jam kita akan sampai di Watu Jago (tempat yang penuh batu dan terdapat batu yang menjulang keatas menyerupai jago/ayam jantan dalam bahasa jawa) kemudian setelah itu kita akan sampai di Pos 2 yang berupa bangunan beratap dan terdapat beberapa bidang tanah yang cukup untuk mendirikan sekitar 10 tenda. Pos 2 berada dibawah tebing batu yang tinggi dan berada diketinggian 2.589 mdpl dengan koordinat 07° 38′ 26″ LS dan 111° 11′ 42″ BT.

Medan selepas pos 2 untuk menuju pos 3 berupa batu yang disusun seperti berundak dan akan melewati pinggiran tebing batu. Untuk mencapai pos 3 dapat ditempuh +/- 1 jam. Dalam perjalanan ini vegetasi pepohonan cukup rapat sehingga pemandangan belum nampak terlihat jelas. Jalur yang akan dilewati zig-zag atau berkelok2 yang akan menaiki sebuah punggungan bebatuan. Sampainya di pos 3 akan terdapat bangunan beratap dan sekitarnya terdapat beberapa tanah lapang yang cukup untuk mendirikan 5-6 buah tenda. Pos 3 ini terletak pada ketinggian 2.787 mdpl dengan koordinat 07° 38′ 13″ LS dan 111° 11′ 41″ BT.
Penampakan Medan dari pos 2 menuju pos 3



Selanjutnya dari pos 3 menuju pos 4 dapat ditempuh +/- 1 jam dan medan perjalanan masih sama dengan medan yang menuju pos 3 namun medan menuju pos 4 ini terlihat lebih berat karena mulai melewati tanjakan terjal yang berupa batu disusun berundak yang setinggi lutut, butuh stamina ekstra untuk melewati medan ini. Medan ini juga terdapat besi pembatas disebelah samping untuk membatasi jalur pendakian dengan jurang batu yang dibeberapa tempat cukup terjal. Dijalur ini kita juga akan sering menjumpai burung jalak lawu yang menawan. Burung ini sangat dihormati oleh warga dan adat sekitar sehingga kita jangan sampai menggangunya kemudian sebelum pos 4 kita akan melewati bebatuan kapur yang berwarna putih. Pos 4 berupa beberapa bidang tanah dan tidak terdapat bangunan beratap seperti pos-pos sebelumnya. Pos 4 ini cukup untuk mendirikan sekitar 7 tenda dan terletak di tempat yang sangat terbuka sehingga angina sewaktu-waktu dapat bertiup dengan kencang dan jika siang akan sangat terik oleh sinar matahari. Pos 4 ini terletak pada ketinggian 3.099 mdpl dengan koordinat 07° 38′ 00″ LS dan 111° 11′ 44″ BT.


Tebing batuan kapur sebelum pos 4
                                           

Kemudian untuk menuju pos terakhir dalam jalur ini yakni pos 5 dapat ditempuh +/- 30 menit dari pos 4. Medan yang ditempuh masih sama yakni berupa jalan setapak yang dibuat dari batu yang disusun berundak dengan vegetasi sangat terbuka sehingga terpaan angina sangat kencang dan sebelum sampai di pos 5 jalan akan menjadi datar/ landai melewati sumur Jolo Tundo yang berada di dibawah kedalaman menyerupai goa bawa tanah dan sumur ini dikeramatkan oleh warga/adat sekitar. Pos 5 berupa bidang tanah yang cukup luas, dapat digunakan untuk mendirikan sekitar 15 tenda. Pos ini berada diareal terbuka sehingga angin bertiup kencang dan berada diketinggian 3.177 mdpl dengan koordinat 07° 37′ 57″ LS dan 111° 11′ 46″ BT.
Sumur Jolo Tundo
                                                                    


Jalur dari pos 5 menuju Sendang Drajad
Pos 5 menuju puncak dapat ditempuh dengan waktu +/- 1 jam, perjalanan awal berupa jalan setapak dengan batu yang disusun rapi dan medan landai. Melewati areal terbuka sehingga pemandangan akan terlihat jelas. Sekitar 30 menit kemudian dalam perjalanan menuju puncak kita akan melewati Sendang Derajad dimana sendang ini terdapat mata air yang dikeramatkan dan disampingnya terdapat warung yang menjual makanan dan minuman bahkan penginapan. Di Sendang Drajad ini juga terdapat beberapa bidang tanah yang dapat digunakan untuk mendirikan tenda. Sendang Drajad ini berada pada ketinggian 3.171 mdpl dengan koordinat 07° 37′ 43″ LS dan 111° 11′ 52″ BT . 

                                                                  Sendang Drajad

Setelah melewati Sendang Drajad kita akan menjumpai pertigaan (jalur bercabang) dimana jika kita ambil jalur ke kanan akan mengarah ke Komplek Hargo Dalem dan Warung Mbok Yem dan jika kita ambil ke kiri (jalur yang menanjak) akan menuju ke puncak. Jalur menuju puncak medan berupa jalan setapak dari tanah dan akan menanjak cukup terjal.

Suasana Puncak Hargo Dumilah
Tugu Penanda Puncak Gunung Lawu

Sampainya dipuncak kita akan disambut sebuat tugu setinggi +/- 3 meter sebagai penanda puncak tertinggi dari gunung Lawu (Hargo Dumilah)

Estimasi Waktu :
-          Gerbang Pendakian – Pos 1 = 1 Jam
-          Pos 1 menuju Pos 2              = 2 Jam
-          Pos 2 menuju Pos 3              = 1 Jam
-          Pos 3 menuju Pos 4              = 1 Jam
-          Pos 4 menuju Pos 5              = 30 Menit
-          Pos 5 – Sendang Derajad     = 30 Menit
-          Sendang Derajad – Puncak  = 30 Menit
NB : Waktu perjalanan tergantung kondisi fisik masing-masing individu/team

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi teman teman mountaineers semua. Perlu diingat bawalah sampahmuu turun kembali, budayakan malu membuang sampah sembarangan.